Di Dalam Sel Kromosom Terletak Di Bagian

Kromosom yaitu sebuah molekul DNA panjang yang mengandung sebagian atau seluruh materi genetik suatu organisme. Sebagian lautan kromosom pada eukariota memiliki protein pengemas nan disebut histon yang, dibantu maka itu protein pendamping, mengikat dan memadatkan molekul DNA untuk menjaga integritasnya.[1] [2] Kromosom-kromosom ini membentangkan struktur tiga dimensi nan mania, yang berperan terdepan privat regulasi transkripsi.[3]

Kromosom biasanya tertumbuk pandangan di bawah mikroskop binar hanya sepanjang metafase lega pembelahan sel (ketika semua kromosom berjajar di tengah terungku dalam bentuk terpadatkan atau terkondensasi).[4] Sebelum ini terjadi, setiap kromosom diduplikasi (fase S) dan kedua salinan digabungkan makanya sentromer sehingga takhlik struktur berbentuk X (jika sentromer terletak di ekuator) atau membentuk struktur dua lengan (jika sentromer terletak di bagian got). Sahifah nan bergabung ini sekarang disebut kromatid plasenta. Selama metafase, struktur berbentuk X disebut kromosom metafase yang dahulu berpadu sehingga mudah dibedakan dan dipelajari.[5] Intern rumah pasung hewan, kromosom mencapai tingkat pemadatan tertinggi momen anafase selama proses segregasi kromosom.[6]

Rekombinasi kromosom selama meiosis dan reproduksi seksual berperan utama intern keanekaragaman genetik. Sekiranya kromosom dimanipulasi secara tak benar, melalui proses yang dikenal sebagai ketidakstabilan dan translokasi kromosom, sel dapat mengalami rayuan mitosis. Biasanya, hal ini akan membuat sel memulai apoptosis yang menyebabkan kematiannya sendiri, tetapi terkadang alih tugas dalam sel membendung proses ini dan menyebabkan kronologi kanker.

Sejumlah orang menunggangi istilah kromosom dalam arti yang makin luas, bikin merujuk plong bagian-babak distingtif kromatin dalam bui, baik yang terlihat maupun tidak terpandang di bawah mikroskop semarak. Turunan tak menunggangi konsep kromosom dalam arti yang lebih sempit lakukan merujuk pada bagian-bagian individual dari kromatin selama pembelahan kamp, yang terlihat di bawah mikroskop cahaya karena kondensasi yang tinggi.

Etimologi [sunting | sunting sendang]

Alas kata kromosom ( [7] [8]) berasal dari bahasa Yunani χρῶμα (chroma, "warna") dan σῶμα (soma, "badan") yang menyantirkan sifat pewarnaannya nan abadi saat dicat dengan zat dandan tertentu.[9] Istilah ini diciptakan oleh ilmuwan Jerman von Waldeyer-Hartz,[10] mengacu lega istilah kromatin yang diperkenalkan oleh Walther Flemming, penemu pembelahan kerangkeng.

Sejarah penemuan [sunting | sunting sumber]

Ilmuwan Jerman Schleiden,[11] Virchow, dan Bütschli teragendakan di antara cendekiawan pertama yang mengenali struktur nan saat ini dikenal sebagai kromosom.[12] Dalam serangkaian percobaan nan dimulai pada pertengahan 1880-an, Theodor Boveri memberikan kontribusi yang karuan untuk menguraikan bahwa kromosom adalah vektor nan berkontribusi terhadap hereditas, dengan dua pengertian nan kemudian dikenal sebagai 'kesinambungan kromosom' dan 'individualitas kromosom'.[13]

Wilhelm Roux berpendapat bahwa setiap kromosom membawa konfigurasi genetik yang farik, dan Boveri bernas menguji dan mengonfirmasi hipotesis ini. Dibantu oleh penciptaan lagi pada sediakala masa 1900-an semenjak karya awal Gregor Mendel, Boveri boleh menunjukkan pernah antara aturan pewarisan dan perilaku kromosom. Boveri memengaruhi dua generasi ahli sitologi Amerika: Edmund Beecher Wilson, Nettie Stevens, Walter Sutton, dan Theophilus Painter; semuanya dipengaruhi maka itu Boveri (Wilson, Stevens, dan Painter bermartabat-benar berkarya dengannya).[14]

Dalam buku teksnya nan terkenal, Sel dalam Perkembangan dan Hereditas, Wilson mengaitkan karya independen Boveri dan Sutton (keduanya sekitar tahun 1902) dengan memanggil teori pewarisan kromosom sebagai teori kromosom Boveri-Sutton (penulisan namanya terkadang menjengkolet).[15] Ernst Mayr berkomentar bahwa teori itu diperdebatkan dengan panas oleh beberapa ahli genetika terkenal: William Bateson, Wilhelm Johannsen, Richard Goldschmidt, dan T.H. Morgan, semuanya melibatkan peralihan perhatian nan terka normatif. Hasilnya, bukti lengkap datang dari denah kromosom di laboratorium Morgan sendiri.[16]

Kuantitas kromosom manusia diterbitkan pada tahun 1923 oleh Theophilus Painter. Dengan pemeriksaan melalui mikroskop, ia menghitung 24 pasang, nan signifikan 48 kromosom. Kesalahannya ditiru oleh cucu adam lain dan baru sreg tahun 1956 angka sebenarnya, 46, dipastikan maka itu ahli sitogenetik kelahiran Indonesia Joe Hin Tjio.[17]

Prokariota [sunting | sunting sendang]

Prokariota—bakteri dan arkea—biasanya memiliki satu kromosom buntar, semata-mata ada banyak diversifikasi.[18] Kromosom sebagian besar bakteri, yang maka dari itu beberapa notulis lebih doyan disebut genofora, dapat mempunyai matra yang plural; mulai dari 130.000 inversi basa pada bakteri endosimbiotik Candidatus Hodgkinia cicadicola [19] dan Candidatus Tremblaya princeps,[20] sebatas lebih dari 14.000.000 antagonis basa pada bakteri bawah tanah Sorangium cellulosum.[21] Spiroket dari genus Borrelia merupakan pengecualian berguna, misalnya bibit penyakit Borrelia burgdorferi, penyebab penyakit Lyme, yang memiliki kromosom linier tunggal.[22]

Kromosom prokariota n kepunyaan struktur berbasis-urutan nan bertambah rendah dibandingkan kromosom eukariota. Mikroba biasanya memiliki satu titik (asal replikasi), medan replikasi dimulai, sedangkan bilang arkea memiliki beberapa noktah sumber akar replikasi.[23] Gen-gen plong prokariota comar diatur oleh operon, dan biasanya bukan mengandung intron, tidak seperti eukariota.

Pengemasan DNA [sunting | sunting sumber]

Prokariota bukan punya inti. Maka dari itu karenanya, DNA mereka diatur menjadi struktur yang disebut nukleoid.[24] [25] Nukleoid yaitu struktur khusus yang menempati provinsi tertentu privat sengkeran bakteri. Struktur ini berperilaku dinamis serta dipelihara dan dimodel ulang oleh tindakan berbagai zat putih telur begitu juga histon, yang berasosiasi dengan kromosom bakteri.[26] Puas arkea, DNA dalam kromosom bahkan kian terorganisir; DNA mereka dikemas privat struktur yang mirip dengan nukleosom pada eukariota.[27] [28]

Patogen tertentu pula mengandung plasmid atau DNA ekstrakromosomal lainnya, yang berupa struktur melingkar di sitoplasma yang mengandung DNA seluler dan berperan internal transfer gen melintang. [29] Sreg prokariota (tatap nukleoid) dan virus,[30] DNA-nya sering kali dikemas dengan padat dan teratur; n domestik kasus arkea, makanya homolog histon eukariotik, dan internal kasus bakteri, maka dari itu zat putih telur mirip histon. Kromosom kuman cenderung terikat pada membran plasma bakteri. Dalam penerapan biologi molekuler, hal ini memungkinkan isolasi kromosom bakteri dari DNA plasmid. Seperti DNA eukariota, kromosom prokariota dan plasmid umumnya bersifat superkoil (sangat menggulung). Pertama-tama, DNA harus diubah ke keadaan terurai untuk mengakses transkripsi, regulasi, dan replikasi.

Eukariota [sunting | sunting sendang]

Setiap kromosom organisme eukariota terdiri berpangkal molekul DNA linier tangga yang terkait dengan protein, mewujudkan kompleks protein dan DNA yang padat yang disebut kromatin. Kromatin mengandung sebagian besar DNA suatu organisme, sekadar bilang boncel DNA yang diturunkan secara maternal dapat ditemukan di mitokondria. Kromatin ditemukan di hampir semua lembaga pemasyarakatan, dengan bilang pengecualian, misalnya rumah tahanan pembawaan abang. Histon, satu variasi protein, bertanggung jawab atas unit mula-mula dan minimum dasar dari organisasi kromosom, ialah nukleosom.

Kamp eukariota (lembaga pemasyarakatan berinti sama dengan yang ditemukan pada pokok kayu, fungi, dan satwa) mempunyai beberapa kromosom linier besar nan terkandung dalam inti sel. Setiap kromosom mempunyai satu sentromer, dengan suatu atau dua lengan yang terlihat menonjol berpunca sentromer, kendatipun dalam banyak keadaan, lengan ini lain terlihat seperti itu. Selain itu, rata-rata eukariota memiliki genom mitokondria yang bundar dan kecil, dan beberapa eukariota mungkin memiliki tambahan kromosom sitoplasma bulat atau linier nan kecil.

Internal kromosom di inti sel eukariota, DNA yang tidak terkondensasi gemuk dalam struktur setengah koheren. Anda membungkus histon (zat putih telur sistemis), membentuk material massa yang disebut kromatin.

Kromatin interfase [sunting | sunting sumur]

Penyediaan DNA menjadi nukleosom menyebabkan serat bermatra 10 nanometer memadat dan membentuk serat berukuran 30 nm.[31] Sebagian ki akbar eukromatin selama interfase terbantah dalam bagan serat 30 nm.[31] Struktur kromatin ki berjebah daam peristiwa yang kian terdekondensasi, yaitu konformasi 10 nm yang memungkinkan transkripsi.[31]

Selama interfase (periode siklus rumah tahanan ketika bui tidak membelah), dua macam kromatin dapat dibedakan: (1) eukromatin, nan terdiri dari DNA nan aktif, misalnya DNA nan sedang diekspresikan menjadi protein; dan (2) heterokromatin, yang sebagian besar terdiri semenjak DNA tidak aktif. Kromatin jenis ini nada-nadanya melayani tujuan struktural selama tahap kromosomal. Heterokromatin selanjutnya dapat dibedakan menjadi dua jenis: (a) heterokromatin konstitutif yang tak nikah diekspresikan, nan terletak di sekitar sentromer dan biasanya mandraguna urutan berulang; dan (b) heterokromatin fakultatif, yang terkadang diekspresikan.

Kromatin metafase dan pembelahan [sunting | sunting sumber]

Sreg tahap awal mitosis alias meiosis (pembelahan pengasingan), heliks ganda kromatin menjadi jauh lebih memadat. Mereka mengetem berfungsi sebagai materi genetik yang dapat diakses (transkripsi berhenti) dan menjadi bentuk padat yang dapat diangkut. Putaran jamur kromatin 30 nm diperkirakan terlipat selanjutnya kerjakan membuat kromosom metafase padat dalam lokap yang mengalami mitosis. Kompresi DNA diperkirakan seputar 10.000 kali lipat.[32]

Perancah (penopang) kromosom yang terbuat dari protein begitu juga kondensin, TOP2A dan KIF4,[33] berperan berarti privat menahan kromatin menjadi kromosom yang padat. Babak struktur 30 nm semakin memadat, dibantu makanya protein penopang, takhlik tatanan struktur yang bertambah tinggi.[34]

Rangka yang lampau padat ini mewujudkan kromosom individual menjadi terlihat, dan mereka takhlik struktur empat lengan yang klasik, yakni sepasang kromatid plasenta nan berdekatan suatu sama enggak di sentromer. Lengan yang lebih sumir disebut lengan p (bersumber bahasa Prancis petit, kecil) dan lengan yang lebih panjang disebut lengan q (q mengikuti p dalam alfabet Latin; qg "grande"; alternatifnya kadang-kadang dikatakan q adalah akronim dari queue yang bermakna ekor intern bahasa Prancis[35]). Periode ini adalah suatu-satunya konteks alami saat kromosom khas dapat terpandang melalui mikroskop optik.

Kromosom metafase lega mitosis dideskripsikan perumpamaan susunan yang terkompresi secara longitudinal, yang terorganisir secara linier dari bagian kromatin yang berurutan.[36] Sejauh mitosis, mikrotubulus tumbuh berpunca sentrosom yang terwalak di ujung berlawanan dari sel. Mikrotubulus juga menempel lega sentromer plong struktur khusus yang disebut kinetokor, yang salah satunya terdapat puas setiap kromatid tali pusar. Pujuk basa DNA tunggal di kawasan kinetokor, bersama dengan protein solo, memungkinkan perlekatan nan lebih tahan lama di provinsi ini. Mikrotubulus kemudian menggandeng kromatid ke jihat sentrosom, sehingga setiap sel anak mewarisi suatu set kromatid. Setelah sel membelah, kromatid juga diuraikan dan DNA boleh ditranskripsikan lagi. Sungkap pecah penampilannya, kromosom secara struktural suntuk terkondensasi, nan memungkinkan struktur DNA samudra ini terkandung di dalam inti sel.

Kromosom manusia [sunting | sunting sumber]

Kromosom puas manusia dapat dibagi menjadi dua tipe: autosom (kromosom badan) dan alosom (kromosom berahi). Ciri genetik tertentu dikaitkan dengan variasi kelamin seseorang dan diturunkan melampaui kromosom seksualitas, provisional autosom berilmu informasi herediter genetik lainnya. Semua kromosom bertindak dengan pendirian yang sama selama pembelahan hotel prodeo. Sel turunan memiliki 23 pasang kromosom (22 pasang autosom dan satu pasang kromosom seks), sehingga totalnya 46 kromosom intern setiap sel. Selain itu, tangsi manusia mempunyai ratusan salinan genom mitokondria. Pengurutan genom manusia telah mengasihkan banyak pemberitaan mengenai setiap kromosom. Di bawah ini yaitu tabel berisi statistik untuk kromosom, berdasarkan informasi genom cucu adam dari Sanger Institute kerumahtanggaan basis data Vertebrate Genome Annotation (VEGA).[37] Total gen merupakan perhitungan, karena sebagian didasarkan pada rekapitulasi gen. Panjang kromosom total juga yaitu taksiran, bersendikan rekaan ukuran daerah heterokromatin yang tidak berantai.

Kromosom Gen[38] Jumlah padanan basa % basa Sekaan tandingan basa[39] % urutan antiwirawan basa
1 2000 247,199,719 8.0 224,999,719 91.02%
2 1300 242,751,149 7.9 237,712,649 97.92%
3 1000 199,446,827 6.5 194,704,827 97.62%
4 1000 191,263,063 6.2 187,297,063 97.93%
5 900 180,837,866 5.9 177,702,766 98.27%
6 1000 170,896,993 5.5 167,273,993 97.88%
7 900 158,821,424 5.2 154,952,424 97.56%
8 700 146,274,826 4.7 142,612,826 97.50%
9 800 140,442,298 4.6 120,312,298 85.67%
10 700 135,374,737 4.4 131,624,737 97.23%
11 1300 134,452,384 4.4 131,130,853 97.53%
12 1100 132,289,534 4.3 130,303,534 98.50%
13 300 114,127,980 3.7 95,559,980 83.73%
14 800 106,360,585 3.5 88,290,585 83.01%
15 600 100,338,915 3.3 81,341,915 81.07%
16 800 88,822,254 2.9 78,884,754 88.81%
17 1200 78,654,742 2.6 77,800,220 98.91%
18 200 76,117,153 2.5 74,656,155 98.08%
19 1500 63,806,651 2.1 55,785,651 87.43%
20 500 62,435,965 2.0 59,505,254 95.31%
21 200 46,944,323 1.5 34,171,998 72.79%
22 500 49,528,953 1.6 34,893,953 70.45%
X (kromosom seks) 800 154,913,754 5.0 151,058,754 97.51%
Y (kromosom seks) 200[40] 57,741,652 1.9 25,121,652 43.51%
Kuantitas 21,000 3,079,843,747 100.0 2,857,698,560 92.79%

Total n domestik majemuk organisme [sunting | sunting sumber]

Sreg eukariota [sunting | sunting perigi]

Tabulasi ini membentangkan jumlah kromosom (termasuk kromosom seks) dalam inti sel. Misalnya, biasanya eukariota bersifat diploid, sebagaimana orang yang n kepunyaan 22 jenis autosom berbeda, yang per hadir andai dua pasangan homolog, ditambah dua kromosom seks sehingga menghasilkan kuantitas 46 kromosom. Organisme lain punya makin dari dua salinan tipe kromosomnya, seperti roti gandum yang berbentuk heksaploid sehingga memiliki heksa- salinan berbunga tujuh macam kromosom yang berbeda – dengan total 42 kromosom.

Jumlah kromosom plong beberapa tumbuhan
Spesies tumbuhan #
Arabidopsis thaliana (diploid)[41] 10
Gandum hitam (diploid)[42] 14
Cante einkorn (diploid)[43] 14
Milu (diploid maupun palaeotetraploid)[44] 20
Gandum durum (tetraploid)[43] 28
Gandum baku (heksaploid)[43] 42
Tembakau (tetraploid)[45] 48
Ophioglossum (poliploid)[46] sekitar 1.200
Total kromosom (2n) pada sejumlah fauna
Jenis hewan #
Rusa normal 7
Lalat biji zakar (Drosophila melanogaster) 8
Kaki seribu (Arthrosphaera fumosa)[47] 30
Cacing tanah (Octodrilus complanatus)[48] 36
Rubah pasir tibet 36
Kucing tempatan[49] 38
Babi domestik 38
Mencit laboratorium[50] [51] 40
Tikus makmal[51] 42
Kelinci (Oryctolagus cuniculus)[52] 44
Hamster suriah[50] 44
Lauk gupi (poecilia reticulata)[53] 46
Insan[54] 46
Terwelu[55] [56] 48
Gorila, simpanse[54] 48
Domba domestik 54
Moluska ujana[57] 54
Gagat rayon[58] 56
Gajah[59] 56
Sapi 60
Himar 62
Tikus belanda[60] 64
Kuda 64
Cigak[61] 78
Landak susu 90
Ikan mas hias[62] 100–104
Ceceh cekakak[63] 132
Jumlah kromosom puas organisme tak
Keberagaman Kromosom
besar
Kromosom
menengah
Kromosom mikro
Trypanosoma brucei 11 6 ≈100
Merpati karang domestik
(Columba livia domestica)[64]
18 59–63
Ayam jago[65] 8 2 kromosom seksualitas 60

Internal kondisi konvensional, semua anggota dari tipe eukariota tertentu n kepunyaan besaran kromosom inti yang sama (tatap grafik). Kromosom eukariota lainnya, adalah kromosom mitokondria dan kromosom kecil seperti plasmid, jauh bertambah berjenis-jenis jumlahnya, dan kelihatannya cak semau ribuan salinan sendirisendiri sel.

Spesies yang bereproduksi secara aseksual memiliki satu set kromosom yang sama di semua sel tubuh. Namun, kromosom pada spesies aseksual dapat bersifat haploid atau diploid.

Spesies yang bereproduksi secara seksual punya pengasingan somatik (sel badan) yang bersifat diploid [2n] sehingga memiliki dua set kromosom (23 pasang pada manusia; suatu set kasatmata 23 kromosom semenjak masing-masing indung); satu set semenjak ibu dan satu dari ayah. Sel kelamin, yaitu sel reproduksi, bersifat haploid [n] sehingga mereka memiliki satu set kromosom. Sel kelamin diproduksi melalui meiosis yang dialami sel garis benih diploid. Selama meiosis, kromosom ayah dan ibu yang sesuai bisa ubah menengok bagian boncel berpangkal adegan mereka sendiri (pindah silang), dan dengan demikian menciptakan kromosom baru yang tidak diwariskan hanya dari salah satu ayah bunda. Ketika spermatozoid dan betina berintegrasi (pembuahan), organisme diploid baru terbentuk.

Beberapa spesies binatang dan tanaman berwatak poliploid [Xn]: mereka memiliki lebih bersumber dua set kromosom homolog. Pohon penting privat persawahan begitu juga sisik atau cante sering kali berbentuk poliploid, dibandingkan dengan spesies leluhurnya. Cante memiliki jumlah haploid sapta kromosom, nan masih terlihat pada beberapa kultivar serta karuhun liar. Jenis tumbuhan pasta dan roti gandum nan lebih masyarakat bertabiat poliploid, n kepunyaan 28 (tetraploid) dan 42 (heksaploid) kromosom, dibandingkan dengan 14 kromosom (diploid) plong cante liar.[66]

Lega prokariota [sunting | sunting sumur]

Spesies prokariota lazimnya memiliki satu tembusan dari setiap kromosom utama, tetapi sebagian lautan interniran dapat dengan mudah bertahan hidup dengan banyak salinan.[67] Misalnya, Buchnera, sebuah simbion tungau daun memiliki banyak salinan kromosom, berkisar antara 10–400 kopi tiap-tiap sel.[68] Namun, pada bilang bakteri besar sebagaimana Epulopiscium fishelsoni, hingga 100.000 arsip kromosom boleh ditemukan.[69] Plasmid dan kromosom-kecil-seperti-plasmid, lagi sangat bervariasi dalam besaran tembusan. Jumlah plasmid dalam kerangkeng damping seluruhnya ditentukan oleh kederasan pembelahan plasmid–pembelahan yang cepat menyebabkan jumlah salinan nan strata.

Kariotipe [sunting | sunting sumur]

Secara umum, kariotipe adalah karakteristik pelengkap kromosom dari spesies eukariota.[70] Persiapan dan studi kariotipe adalah putaran bermula sitogenetika.

Meskipun replikasi dan transkripsi DNA dulu terstandarisasi pada eukariota, hal yang sekufu tak bisa dikatakan untuk kariotipe mereka, yang sering mana tahu sangat bervariasi. Mana tahu ada variasi di antara variasi dalam jumlah kromosom dan internal organisasi yang terperinci. Dalam beberapa kasus, terdapat tipe yang signifikan privat diversifikasi. Seringkali ada: (1) tipe antara dua jenis kelamin: (2) variasi antara garis sperma dan soma (antara gamet dan putaran tubuh lainnya); (3) variasi di antara anggota satu populasi karena polimorfisme genetik yang seimbang; (4) variasi geografis di antara ras; dan (5) mosaik atau individu abnormal lainnya. Selain itu, macam kariotipe boleh terjadi selama urut-urutan dari sel telur nan telah dibuahi.

Dalam teknik penentuan kariotipe, sel boleh dikunci sebagian melangkahi pembelahan (dalam metafase) secara in vitro (dalam pot reaksi) dengan kolkisina. Sel-sel ini kemudian diwarnai, difoto, dan disusun menjadi kariogram, dengan sekumpulan kromosom secara tersusun, autosom dalam urutan strata, dan kromosom libido (dalam hal ini X/Y) di ujungnya.

Seperti banyak jenis yang bereproduksi secara seksual, manusia memiliki gonosom individual (kromosom berahi, berbeda dengan autosom). Penentuan sel kelamin ini adalah XX plong wanita dan XY pada pria.

Ki kenangan dan teknik analisis [sunting | sunting perigi]

Penelitian terhadap kariotipe manusia membutuhkan waktu bertahun-tahun bagi menjawab tanya minimal mendasar: Berapa banyak kromosom yang terkandung dalam sel manusia diploid normal? Pada tahun 1912, Hans von Winiwarter melaporkan 47 kromosom di spermatogonium dan 48 di oogonium sehingga mengijmalkan mekanisme penentuan variasi kelamin XX/XO.[71] Theophilus Painter pada waktu 1922 tidak yakin apakah angka diploid lelaki adalah 46 atau 48; ia pada awalnya mendukung 46.[72] Dia memperbaiki pendapatnya kemudian dari 46 menjadi 48, dan ia bersikeras bahwa cucu adam memiliki sistem XX/XY.[73]

Teknik baru dibutuhkan bagi memecahkan komplikasi secara definitif: (1) menggunakan sel dalam kultur; (2) menahan mitosis dalam metafase dengan larutan kolkisina; (3) perlakuan awal kerangkeng dalam hancuran hipotonik 0,075 M KCl, yang membengkakkan dan menyebarkan kromosom; (4) mengimpitkan preparat pada kaca yang mengerasi kromosom menjadi satu bidang; (5) mencelah fotomikrograf dan menyusun hasilnya menjadi kariogram yang tak terbantahkan.

Wajib waktu hingga 1954 sebelum angka diploid manusia dikonfirmasi bak 46.[74] [75] Dengan merenungkan teknik Winiwarter dan Painter, balasannya lewat luar biasa. [76] Simpanse, kerabat terhampir bani adam maju, memiliki 48 kromosom seperti halnya kera besar lainnya: puas manusia, dua kromosom berintegrasi bagi membentuk kromosom 2.

Penyimpangan [sunting | sunting sumber]

Penyimpangan kromosom adalah gangguan pada rezeki kromosom legal sel dan merupakan penyebab terdepan kondisi genetik puas orang, seperti mana sindrom Down, kendatipun sebagian osean penyimpangan memiliki pengaruh yang katai atau tak setinggi sekali tidak berwibawa. Beberapa komplikasi kromosom bukan menyebabkan penyakit sreg pembawanya, sebagaimana translokasi, atau inversi kromosom, lamun kelainan tersebut dapat meningkatkan prospek untuk melahirkan anak dengan kelainan kromosom. Total kromosom atau set kromosom yang tidak normal, nan disebut aneuploidi, boleh mematikan alias bisa menyebabkan kelainan genetik.[77] Konseling genetik ditawarkan kerjakan anak bini yang bisa jadi mengalami penataan ulang kromosom.

Penambahan maupun pengurangan DNA dari kromosom dapat menyebabkan bervariasi kelainan genetik. Contoh orang meliputi:

  • Sindrom tangisan kucing (cri du chat), nan disebabkan makanya hilangnya sebagian lengan pendek kromosom 5. "Cri du chat" berarti "jerit meong" dalam bahasa Prancis; Kondisi ini dinamakan demikian karena bayi yang terkena membuat ratapan bernada tinggi yang terdengar seperti suara minor kucing. Individu yang terkena dampak memiliki mata lebar, bos dan rahang kecil, masalah kesehatan mental sedang hingga parah, dan bermatra sangat ringkas.
  • Sindrom Down , trisomi tersering, yang biasanya disebabkan oleh arsip ekstra kromosom 21 (trisomi 21). Ciri-cirinya membentangi penurunan tonus otot, bentuk tubuh kekar, tengkorak asimetris, mata sipit, dan gangguan jalan ringan hingga sedang.[78]
  • Sindrom Edwards, atau trisomi-18, trisomi paling umum kedua.[79] Tandanya substansial keterbelakangan motorik, cacat perkembangan, dan heterogen kelainan bawaan yang menyebabkan masalah kesehatan nan serius. Sembilan puluh persen pecah mereka nan terpengaruh meninggal saat masih bayi. Mereka memiliki ciri khas tangan yang mengepal dan jari yang titip tindih.
  • Isodisentrik 15, kembali disebut idik (15), tetrasomi fragmentaris 15q, atau duplikasi terbalik 15 (inv dup 15).
  • Sindrom Jacobsen, nan dahulu jarang terjadi. Bujukan ini sekali lagi disebut gangguan penghapusan terminal 11q.[80] Mereka yang terkena dampak memiliki kecerdasan sah alias minus perkembangan ringan, dengan kesigapan bahasa ekspresif nan buruk. Sebagian samudra penderitanya mengalami bencana perdarahan yang disebut sindrom Paris-Trousseau.
  • Sindrom Klinefelter (XXY). Pria dengan sindrom Klinefelter galibnya mandul dan cenderung lebih tinggi serta memiliki lengan dan suku yang makin panjang dari teman sebayanya. Anak asuh junjungan-laki dengan sindrom ini sayang kali pemalu dan pendiam serta n kepunyaan insiden keterlambatan wicara dan disleksia yang kian tinggi . Tanpa pengobatan testosteron, beberapa sosok dapat mengembangkan ginekomastia selama musim pubertas.
  • Sindrom Patau, pun disebut sindrom-D ataupun trisomi-13. Gejalanya duga mirip dengan trisomi-18, tanpa karakteristik tangan terlipat.
  • Kromosom penanda supernumerari boncel. Hal ini penting ada kromosom ekstra yang abnormal. Ciri-cirinya mengelepai pada bawah materi genetik suplemen. Sindrom rengekan kucing dan sindrom kromosom isodisentrik 15 (atau Idic15) keduanya disebabkan makanya kromosom parameter supernumerari, sebagai halnya halnya sindrom Pallister-Killian.
  • Sindrom Tiga-X (XXX). Putri XXX cenderung tinggi dan kurus dan mempunyai insiden disleksia yang bertambah tinggi.
  • Sindrom Turner (X bukannya XX atau XY). Pada sindrom Turner, ciri-ciri genital wanita ada tetapi kurang berkembang. Wanita dengan sindrom Turner cak acap kali bertubuh pendek, garis surai rendah, fitur mata dan urut-urutan benak yang tidak normal, dan penampilan dada yang "melengkung".
  • Sindrom Wolf–Hirschhorn, yang disebabkan oleh penghapusan parsial lengan pendek kromosom 4. Hal ini ditandai dengan keterbelakangan pertumbuhan, keterlambatan perkembangan kegesitan motorik, fitur muka "Helm Yunani", dan ki kesulitan kesegaran mental ringan hingga berat.
  • Sindrom XYY . Anak junjungan-laki XYY biasanya kian tinggi dari uri kandungnya. Begitu juga anak maskulin XXY dan XXX perempuan, mereka bertambah cenderung mengalami kesulitan belajar.

Aneuploidi jauhar [sunting | sunting sumur]

Pria yang terpapar gaya hidup tertentu, lingkungan dan/atau pekerjaan tertentu, dapat meningkatkan risiko spermatozoa aneuploid.[81] Secara khusus, risiko aneuploidi meningkat dengan merokok mole,[82] [83] dan bayangan kerja terhadap benzena,[84] insektisida,[85] [86] dan senyawa perfluorinasi.[87] Peningkatan aneuploidi buruk perut dikaitkan dengan peningkatan kehancuran DNA pada spermatozoa.

Goresan dan referensi [sunting | sunting sumber]

  1. ^ Hammond CM, Strømme CB, Huang H, Patel DJ, Groth A (March 2017). "Histone chaperone networks shaping chromatin function". Nature Reviews. Molecular Cell Biology. 18 (3): 141–158. doi:10.1038/nrm.2016.159. PMC5319910alt=Dapat diakses gratis . PMID 28053344.
  2. ^ Wilson, John (2002). Molecular biology of the cell : a problems approach Perlu mendaftar (gratis) . New York: Garland Science. ISBN 978-0-8153-3577-1.
  3. ^ Bonev, Boyan; Cavalli, Giacomo (14 October 2016). "Organization and function of the 3D genome". Nature Reviews Genetics (dalam bahasa Inggris). 17 (11): 661–678. doi:10.1038/nrg.2016.112. ISSN 1471-0056. PMID 27739532.
  4. ^ Alberts, Bruce; Bray, Dennis; Hopkin, Karen; Johnson, Alexander; Lewis, Julian; Raff, Martin; Roberts, Keith; Walter, Peter (2014). Essential Cell Biology (edisi ke-Fourth). New York, NY, USA: Garland Science. hlm. 621–626. ISBN 978-0-8153-4454-4.
  5. ^ Schleyden, M. J. (1847). Microscopical researches into the accordance in the structure and growth of animals and plants.
  6. ^ Antonin W, Neumann H (June 2016). "Chromosome condensation and decondensation during mitosis". Current Opinion in Cell Biology. 40: 15–22. doi:10.1016/j.ceb.2016.01.013. PMID 26895139.
  7. ^ Jones, Daniel (2003) [1917], Peter Roach; James Hartmann; Jane Setter, ed., English Pronouncing Dictionary, Cambridge: Cambridge University Press, ISBN 978-3-12-539683-8
  8. ^ "Chromosome". Merriam-Webster Dictionary.
  9. ^ Coxx, H. J. (1925). Biological Stains – A Handbook on the Nature and Uses of the Dyes Employed in the Biological Laboratory. Commission on Standardization of Biological Stains.
  10. ^ Waldeyer-Hartz (1888). "Über Karyokinese und ihre Beziehungen zu den Befruchtungsvorgängen". Archiv für Mikroskopische Anatomie und Entwicklungsmechanik. 32: 27.
  11. ^ Schleyden, M. J. (1847). Microscopical researches into the accordance in the structure and growth of animals and plants.
  12. ^ Fokin SI (2013). "Otto Bütschli (1848–1920) Where we will genuflect?" (PDF). Protistology. 8 (1): 22–35.
  13. ^ Maderspacher, Florian (2008). "Theodor Boveri and the natural experiment". Current Biology (dalam bahasa Inggris). 18 (7): R279–R286. doi:10.1016/j.cub.2008.02.061. PMID 18397731.
  14. ^ Carlson, Elof A. (2004). Mendel's Legacy: The Origin of Classical Genetics (PDF). Cold Spring Harbor, NY: Cold Spring Harbor Laboratory Press. hlm. 88. ISBN 978-087969675-7.
  15. ^ Wilson, E.B. (1925). The Cell in Development and Heredity, Ed. 3. Macmillan, New York. p. 923.
  16. ^ Mayr, E. (1982). The growth of biological thought. Harvard. p. 749.
  17. ^ Matthews, Robert. "The bizarre case of the chromosome that never was" (PDF). Diarsipkan mulai sejak versi asli (PDF) tanggal 15 December 2013. Diakses tanggal 13 July 2013. [sumber terbitan sendiri?]
  18. ^ Thanbichler M, Shapiro L (November 2006). "Chromosome organization and segregation in bacteria". Journal of Structural Biology. 156 (2): 292–303. doi:10.1016/j.jsb.2006.05.007. PMID 16860572.
  19. ^ Van Leuven JT, Meister RC, Simon C, McCutcheon JP (September 2014). "Sympatric speciation in a bacterial endosymbiont results in two genomes with the functionality of one". Cell. 158 (6): 1270–1280. doi:10.1016/j.cell.2014.07.047. PMID 25175626.
  20. ^ McCutcheon JP, von Dohlen CD (August 2011). "An interdependent metabolic patchwork in the nested symbiosis of mealybugs". Current Biology. 21 (16): 1366–72. doi:10.1016/j.cub.2011.06.051. PMC3169327alt=Dapat diakses gratis . PMID 21835622.
  21. ^ Han K, Li ZF, Peng R, Zhu LP, Zhou T, Wang LG, Li SG, Zhang XB, Hu W, Wu ZH, Qin N, Li YZ (2013). "Extraordinary expansion of a Sorangium cellulosum genome from an alkaline milieu". Scientific Reports. 3: 2101. Bibcode:2013NatSR...3E2101H. doi:10.1038/srep02101. PMC3696898alt=Dapat diakses gratis . PMID 23812535.
  22. ^ Hinnebusch J, Tilly K (December 1993). "Linear plasmids and chromosomes in bacteria". Molecular Microbiology. 10 (5): 917–22. doi:10.1111/j.1365-2958.1993.tb00963.x. PMID 7934868.
  23. ^ Kelman LM, Kelman Z (September 2004). "Multiple origins of replication in archaea". Trends in Microbiology. 12 (9): 399–401. doi:10.1016/j.tim.2004.07.001. PMID 15337158.
  24. ^ Thanbichler M, Wang SC, Shapiro L (October 2005). "The bacterial nucleoid: a highly organized and dynamic structure". Journal of Cellular Biochemistry. 96 (3): 506–21. doi:10.1002/jcb.20519. PMID 15988757.
  25. ^ Le TB, Imakaev MV, Mirny LA, Laub MT (November 2013). "High-resolution mapping of the spatial organization of a bacterial chromosome". Science. 342 (6159): 731–4. Bibcode:2013Sci...342..731L. doi:10.1126/science.1242059. PMC3927313alt=Dapat diakses gratis . PMID 24158908.
  26. ^ Sandman K, Pereira SL, Reeve JN (December 1998). "Diversity of prokaryotic chromosomal proteins and the origin of the nucleosome". Cellular and Molecular Life Sciences. 54 (12): 1350–64. doi:10.1007/s000180050259. PMID 9893710.
  27. ^ Sandman K, Reeve JN (March 2000). "Structure and functional relationships of archaeal and eukaryal histones and nucleosomes". Archives of Microbiology. 173 (3): 165–9. doi:10.1007/s002039900122. PMID 10763747.
  28. ^ Pereira SL, Grayling RA, Lurz R, Reeve JN (November 1997). "Archaeal nucleosomes". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 94 (23): 12633–7. Bibcode:1997PNAS...9412633P. doi:10.1073/pnas.94.23.12633. PMC25063alt=Dapat diakses gratis . PMID 9356501.
  29. ^ Schleyden, M. J. (1847). Microscopical researches into the accordance in the structure and growth of animals and plants.
  30. ^ Johnson JE, Chiu W (April 2000). "Structures of virus and virus-like particles". Current Opinion in Structural Biology. 10 (2): 229–35. doi:10.1016/S0959-440X(00)00073-7. PMID 10753814.
  31. ^ a b c Cooper, G.M. (2019). The Cell (edisi ke-8). Oxford University Press. ISBN 978-1605357072.
  32. ^ Cooper, G.M. (2019). The Cell (edisi ke-8). Oxford University Press. ISBN 978-1605357072.
  33. ^ Poonperm, Rawin; Takata, Hideaki; Hamano, Tohru; Matsuda, Atsushi; Uchiyama, Susumu; Hiraoka, Yasushi; Fukui, Kiichi (2015-07-01). "Chromosome Scaffold is a Double-Stranded Assembly of Scaffold Proteins". Scientific Reports. 5 (1): 11916. Bibcode:2015NatSR...511916P. doi:10.1038/srep11916. ISSN 2045-2322. PMC4487240alt=Dapat diakses gratis . PMID 26132639.
  34. ^ Lodish, U.H.; Lodish, H.; Berk, A.; Kaiser, C.A.; Kaiser, C.; Kaiser, U.C.A.; Krieger, M.; Scott, M.P.; Bretscher, A. (2008). Molecular Cell Biology. W. H. Freeman. ISBN 978-0-7167-7601-7.
  35. ^ "Chromosome Mapping: Idiograms" Nature Education – 13 August 2013
  36. ^ Naumova N, Imakaev M, Fudenberg G, Zhan Y, Lajoie BR, Mirny LA, Dekker J (November 2013). "Organization of the mitotic chromosome". Science. 342 (6161): 948–53. Bibcode:2013Sci...342..948N. doi:10.1126/science.1236083. PMC4040465alt=Dapat diakses gratis . PMID 24200812.
  37. ^ Vega.sanger.ad.uk, semua data di tabel ini diambil dari basis data ini, 11 November 2008.
  38. ^ "Ensembl genome browser 71: Homo sapiens – Chromosome summary – Chromosome 1: 1–1,000,000". apr2013.archive.ensembl.org . Diakses tanggal 11 April 2016.
  39. ^ Persentase urutan berdasarkan fraksi adegan eukromatin, sebagaimana pamrih Human Genome Project namun menentukan bagian eukromatin berpokok genom. Telomer, sentromer, dan bagian heterokromatin lainnya belum ditentukan, karena memiliki sejumlah kecil jari-jari yang tidak bisa diklasifikasikan. Lihat https://www.ncbi.nlm.nih.gov/genome/seq/ bagi informasi lebih lanjut tentang Human Genome Project.
  40. ^ Genes and Disease. Bethesda, Maryland: National Center for Biotechnology Information. 1998.
  41. ^ Armstrong SJ, Jones GH (January 2003). "Meiotic cytology and chromosome behaviour in wild-type Arabidopsis thaliana". Journal of Experimental Botany. 54 (380): 1–10. doi:10.1093/jxb/54.380.1alt=Dapat diakses gratis . PMID 12456750.
  42. ^ Gill BS, Kimber G (April 1974). "The Giemsa C-banded karyotype of rye". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 71 (4): 1247–9. Bibcode:1974PNAS...71.1247G. doi:10.1073/pnas.71.4.1247. PMC388202alt=Dapat diakses gratis . PMID 4133848.
  43. ^ a b c Dubcovsky J, Luo MC, Zhong GY, Bransteitter R, Desai A, Kilian A, Kleinhofs A, Dvorák J (June 1996). "Genetic map of diploid wheat, Triticum monococcum L., and its comparison with maps of Hordeum vulgare L". Genetics. 143 (2): 983–99. PMC1207354alt=Dapat diakses gratis . PMID 8725244.
  44. ^ Kato A, Lamb JC, Birchler JA (September 2004). "Chromosome painting using repetitive DNA sequences as probes for somatic chromosome identification in maize". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 101 (37): 13554–9. Bibcode:2004PNAS..10113554K. doi:10.1073/pnas.0403659101. PMC518793alt=Dapat diakses gratis . PMID 15342909.
  45. ^ Kenton A, Parokonny AS, Gleba YY, Bennett MD (August 1993). "Characterization of the Nicotiana tabacum L. genome by molecular cytogenetics". Molecular & General Genetics. 240 (2): 159–69. doi:10.1007/BF00277053. PMID 8355650.
  46. ^ Leitch IJ, Soltis DE, Soltis PS, Bennett MD (January 2005). "Evolution of DNA amounts across land plants (embryophyta)". Annals of Botany. 95 (1): 207–17. doi:10.1093/aob/mci014. PMC4246719alt=Dapat diakses gratis . PMID 15596468.
  47. ^ Ambarish, C.N.; Sridhar, K.R. (2014). "Cytological and karyological observations on two endemic giant pill-millipedes Arthrosphaera (Pocock 1895) (Diplopoda: Sphaerotheriida) of the Western Ghats of India". Caryologia. 67 (1): 49–56. doi:10.1080/00087114.2014.891700.
  48. ^ Vitturi R, Colomba MS, Pirrone AM, Mandrioli M (2002). "rDNA (18S–28S and 5S) colocalization and linkage between ribosomal genes and (TTAGGG)(lengkung langit) telomeric sequence in the earthworm, Octodrilus complanatus (Annelida: Oligochaeta: Lumbricidae), revealed by single- and double-color FISH". The Journal of Heredity. 93 (4): 279–82. doi:10.1093/jhered/93.4.279alt=Dapat diakses gratis . PMID 12407215.
  49. ^ Nie W, Wang J, Ozon'Brien PC, Fu B, Ying T, Ferguson-Smith MA, Yang F (2002). "The genome phylogeny of domestic cat, red panda and five mustelid species revealed by comparative chromosome painting and G-banding". Chromosome Research. 10 (3): 209–22. doi:10.1023/A:1015292005631. PMID 12067210.
  50. ^ a b Romanenko SA, Perelman PL, Serdukova NA, Trifonov VA, Biltueva LS, Wang J, Li T, Nie W, O'Brien PC, Volobouev VT, Stanyon R, Ferguson-Smith MA, Nan F, Graphodatsky AS (December 2006). "Reciprocal chromosome painting between three laboratory rodent species". Mammalian Genome. 17 (12): 1183–92. doi:10.1007/s00335-006-0081-z. PMID 17143584.
  51. ^ a b Painter TS (March 1928). "A Comparison of the Chromosomes of the Rat and Mouse with Reference to the Question of Chromosome Homology in Mammals". Genetics. 13 (2): 180–9. PMC1200977alt=Dapat diakses gratis . PMID 17246549.
  52. ^ Hayes H, Rogel-Gaillard C, Zijlstra C, De Haan NA, Urien C, Bourgeaux Lengkung langit, Bertaud M, Bosma AA (2002). "Establishment of an R-banded rabbit karyotype nomenclature by FISH localization of 23 chromosome-specific genes on both G- and R-banded chromosomes". Cytogenetic and Genome Research. 98 (2–3): 199–205. doi:10.1159/000069807. PMID 12698004.
  53. ^ "The Genetics of the Popular Aquarium Pet – Guppy Fish". Diakses sungkap 6 December 2009.
  54. ^ a b De Grouchy J (August 1987). "Chromosome phylogenies of man, great nahas, and Old World monkeys". Genetica. 73 (1–2): 37–52. doi:10.1007/bf00057436. PMID 3333352.
  55. ^ Robinson TJ, Yang F, Harrison WR (2002). "Chromosome painting refines the history of genome evolution in hares and rabbits (order Lagomorpha)". Cytogenetic and Genome Research. 96 (1–4): 223–7. doi:10.1159/000063034. PMID 12438803.
  56. ^ Chapman, Joseph A; Flux, John E. C (1990), "section 4.W4", Rabbits, Hares and Pikas. Status Survey and Conservation Action Plan, hlm. 61–94, ISBN 9782831700199
  57. ^ Vitturi R, Libertini A, Sineo L, Sparacio I, Lannino A, Gregorini A, Colomba M (2005). "Cytogenetics of the land snails Cantareus aspersus and C. mazzullii (Mollusca: Gastropoda: Pulmonata)". Micron. 36 (4): 351–7. doi:10.1016/j.micron.2004.12.010. PMID 15857774.
  58. ^ Yasukochi Y, Ashakumary LA, Baba K, Yoshido A, Sahara K (July 2006). "A second-generation integrated map of the silkworm reveals synteny and conserved gene order between lepidopteran insects". Genetics. 173 (3): 1319–28. doi:10.1534/genetics.106.055541. PMC1526672alt=Dapat diakses gratis . PMID 16547103.
  59. ^ Houck ML, Kumamoto AT, Gallagher DS, Benirschke K (2001). "Comparative cytogenetics of the African elephant (Loxodonta africana) and Asiatic elephant (Elephas maximus)". Cytogenetics and Cell Genetics. 93 (3–4): 249–52. doi:10.1159/000056992. PMID 11528120.
  60. ^ Semba U, Umeda Y, Shibuya Y, Okabe H, Tanase S, Yamamoto T (October 2004). "Primary structures of guinea pig high- and low-molecular-weight kininogens". International Immunopharmacology. 4 (10–11): 1391–400. doi:10.1016/j.intimp.2004.06.003. PMID 15313436.
  61. ^ Wayne RK, Ostrander EA (March 1999). "Origin, genetic diversity, and genome structure of the domestic dog". BioEssays. 21 (3): 247–57. doi:10.1002/(SICI)1521-1878(199903)21:3<247::AID-BIES9>3.0.CO;2-Z. PMID 10333734.
  62. ^ Ciudad J, Cid E, Velasco A, Lara JM, Aijón J, Orfao A (May 2002). "Flow cytometry measurement of the DNA contents of G0/G1 diploid cells from three different teleost fish species". Cytometry. 48 (1): 20–5. doi:10.1002/cyto.10100. PMID 12116377.
  63. ^ Burt DW (2002). "Origin and evolution of avian microchromosomes". Cytogenetic and Genome Research. 96 (1–4): 97–112. doi:10.1159/000063018. PMID 12438785.
  64. ^ Itoh, Masahiro; Ikeuchi, Tatsuro; Shimba, Hachiro; Mori, Michiko; Sasaki, Motomichi; Makino, Sajiro (1969). "A Comparative Karyotype Study in Fourteen Species of Birds". The Japanese Journal of Genetics. 44 (3): 163–170. doi:10.1266/jjg.44.163alt=Dapat diakses gratis .
  65. ^ Smith J, Burt DW (August 1998). "Parameters of the chicken genome (Gallus gallus)". Animal Genetics. 29 (4): 290–4. doi:10.1046/j.1365-2052.1998.00334.x. PMID 9745667.
  66. ^ Sakamura, Tetsu (1918). "Kurze Mitteilung über die Chromosomenzahlen und die Verwandtschaftsverhältnisse der Triticum-Arten". Shokubutsugaku Zasshi. 32 (379): 150–3. doi:10.15281/jplantres1887.32.379_150.
  67. ^ Charlebois R.L. (ed) 1999. Organization of the prokaryote genome. ASM Press, Washington DC.
  68. ^ Komaki K, Ishikawa H (March 2000). "Genomic copy number of intracellular bacterial symbionts of aphids varies in response to developmental stage and morph of their host". Insect Biochemistry and Molecular Biology. 30 (3): 253–8. doi:10.1016/S0965-1748(99)00125-3. PMID 10732993.
  69. ^ Mendell JE, Clements KD, Choat JH, Angert ER (May 2008). "Extreme polyploidy in a large bacterium". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 105 (18): 6730–4. Bibcode:2008PNAS..105.6730M. doi:10.1073/pnas.0707522105. PMC2373351alt=Dapat diakses gratis . PMID 18445653.
  70. ^ White, M. J. D. (1973). The chromosomes Perlu mendaftar (gratis) (edisi ke-6th). London: Chapman and Hall, distributed by Halsted Press, New York. hlm. 28. ISBN 978-0-412-11930-9.
  71. ^ von Winiwarter H (1912). "Études sur la spermatogenèse humaine". Archives de Biologie. 27 (93): 147–9.
  72. ^ Painter TS (1922). "The spermatogenesis of man". Anat. Res. 23: 129.
  73. ^ Painter, Theophilus S. (April 1923). "Studies in mammalian spermatogenesis. II. The spermatogenesis of man". Journal of Experimental Zoology. 37 (3): 291–336. doi:10.1002/jez.1400370303.
  74. ^ Tjio JH, Levan A (1956). "The chromosome number of man". Hereditas. 42 (1–2): 723–4. doi:10.1111/j.1601-5223.1956.tb03010.x. PMID 345813.
  75. ^ Ford CE, Hamerton JL (November 1956). "The chromosomes of man". Nature. 178 (4541): 1020–3. Bibcode:1956Natur.178.1020F. doi:10.1038/1781020a0. PMID 13378517.
  76. ^ Hsu T.C. Human and mammalian cytogenetics: a historical perspective. Springer-Verlag, N.Y. p10: "It's amazing that he [Painter] even came close!"
  77. ^ Santaguida S, Amon A (August 2015). "Short- and long-term effects of chromosome mis-segregation and aneuploidy" (PDF). Nature Reviews. Molecular Cell Biology. 16 (8): 473–85. doi:10.1038/nrm4025. PMID 26204159.
  78. ^ Miller, Kenneth R. (2000). "Chapter 9-3". Biology Akses gratis dibatasi (uji coba), biasanya perlu berlangganan (edisi ke-5th). Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall. hlm. 194–5. ISBN 978-0-13-436265-6.
  79. ^ "What is Trisomy 18?". Trisomy 18 Foundation . Diakses tanggal 4 February 2017.
  80. ^ European Chromosome 11 Network [tidak disebut di rujukan]
  81. ^ Templado C, Uroz L, Estop A (October 2013). "New insights on the origin and relevance of aneuploidy in human spermatozoa". Molecular Human Reproduction. 19 (10): 634–43. doi:10.1093/molehr/gat039. PMID 23720770.
  82. ^ Shi Q, Ko E, Barclay L, Hoang T, Rademaker A, Martin R (August 2001). "Cigarette smoking and aneuploidy in human sperm". Molecular Reproduction and Development. 59 (4): 417–21. doi:10.1002/mrd.1048. PMID 11468778.
  83. ^ Rubes J, Lowe X, Moore D, Perreault S, Slott V, Evenson D, Selevan SG, Wyrobek AJ (October 1998). "Smoking cigarettes is associated with increased sperm disomy in teenage men". Fertility and Sterility. 70 (4): 715–23. doi:10.1016/S0015-0282(98)00261-1. PMID 9797104.
  84. ^ Xing C, Marchetti F, Li G, Weldon RH, Kurtovich E, Young S, Schmid TE, Zhang L, Rappaport S, Waidyanatha S, Wyrobek AJ, Eskenazi B (June 2010). "Benzene exposure near the U.S. permissible limit is associated with sperm aneuploidy". Environmental Health Perspectives. 118 (6): 833–9. doi:10.1289/ehp.0901531. PMC2898861alt=Dapat diakses gratis . PMID 20418200.
  85. ^ Xia Y, Bian Q, Xu L, Cheng S, Song L, Liu J, Wu W, Wang S, Wang X (October 2004). "Genotoxic effects on human sel jantan among pesticide factory workers exposed to fenvalerate". Toxicology. 203 (1–3): 49–60. doi:10.1016/j.tox.2004.05.018. PMID 15363581.
  86. ^ Xia Y, Cheng S, Bian Q, Xu L, Collins MD, Chang HC, Song L, Liu J, Wang S, Wang X (May 2005). "Genotoxic effects on spermatozoa of carbaryl-exposed workers". Toxicological Sciences. 85 (1): 615–23. doi:10.1093/toxsci/kfi066. PMID 15615886.
  87. ^ Governini L, Guerranti C, De Leo V, Boschi L, Luddi A, Gori M, Orvieto R, Piomboni P (November 2015). "Chromosomal aneuploidies and DNA fragmentation of human spermatozoa from patients exposed to perfluorinated compounds". Andrologia. 47 (9): 1012–9. doi:10.1111/and.12371. PMID 25382683.

Lihat juga [sunting | sunting sumber]

  • Daftar organisme menurut kuantitas kromosom
  • Sistem penentuan kelamin ZW
  • Sistem penentuan kelamin XY
  • Sistem penentuan kelamin X0
  • Mutasi

Pranala asing [sunting | sunting sumur]

  • (Inggris) What Can Our Chromosomes Tell Us? ("Apakah yang dapat kromosom beritahukan kepada kita?") Diarsipkan 2007-06-30 di Wayback Machine., tinjauan komprehensif dan mudah dimengerti tentang kromosom, berusul Genetic Science Learning Center University of Utah
  • (Inggris) Membentuk karyotipe Anda sendiri Diarsipkan 2007-07-07 di Wayback Machine., from the University of Utah's Genetic Science Learning Center
  • (Inggris) Chromosome News from Genome News Network
  • (Inggris) European Chromosome 11q Network
  • (Inggris) Eurochromnet Diarsipkan 2004-12-10 di Wayback Machine., European network for Rare Chromosome Disorders on the Internet
  • (Inggris) http://www.ensembl.org Ensembl project, presenting chromosomes, their genes and syntenic loci graphically via the web

Di Dalam Sel Kromosom Terletak Di Bagian,

Source: https://id.wikipedia.org/wiki/Kromosom

Posted by: conwaysubjectence1948.blogspot.com

0 Response to "Di Dalam Sel Kromosom Terletak Di Bagian"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel